11/04/2012

Suku Kurdi

Suku Kurdi adalah suku yang berkeinginan untuk mendirikan “negara merdeka di tanah leluhur mereka”, tapi persatuan tak kunjung tergalang dan akhir Agustus lalu sebagian dari mereka kembali menjadi sasaran serangan militer Baghdad.

Suku Kurdi itulah nama kesatuan etnik mereka. Meskipun berada di wilayah Timur Tengah, suku itu tidak termasuk dalam jajaran etnik Arab dengan bahasa yang berbeda pula dari bahasa Arab, yaitu bahasa Kurdi.

Orang Kurdi hidup di wilayah Kurdistan; yang meliputi bagian negara Iran, Irak, Suriah, dan Turki.

Di Irak, suku ini, menurut Ensiklopedi Indonesia Seri Geografi, pada 1987 mencapai 2,8 juta orang dan merupakan suku kedua terbesar setelah Arab.

Menurut buku Negara dan Bangsa terbitan Grolier International Inc., 20 persen rakyat Irak adalah suku Kurdi, yang kebanyakan mendiami wilayah utara negara 1001 malam tersebut dan Baghdad.

Sebagian suku keturunan etnik Indo-Arya tersebut memiliki sejarah berasal dari Persia, tapi bahasa yang digunakan suku itu saat ini tidak sama dengan bahasa Persia.

Berdasarkan catatan sejarah, nenek moyang suku Kurdi memasuki wilayah yang mereka tempati sekarang sekitar 3.000 tahun lalu, tapi cara hidup suku tersebut, sebagai petani dan penggembala, masih tradisional.

Suku itu, di Irak, menempati wilayah utara yang subur dan memiliki minyak.

Perbedaan keturunan antara suku Arab dan Kurdi di Irak, seringkali menjadi pangkal meletusnya kerusuhan. Selain dua suku utama itu, Irak juga memiliki etnik lain seperti Turkoman, Persia, Sabaean, dan Yazidis.

Orang Arab telah memerintah Irak sejak 1958, ketika pecah revolusi yang mengakhiri kekuasaan Inggris, yang bersekutu dengan suku Kurdi dalam upaya mempertahankan kekuasaan di negara Abu Nuwas tersebut.

Setelah revolusi, pemerintah Irak berusaha menyatukan suku Kurdi kedalam pemerintahan, tapi kelompok ekstrem suku itu menolak bergabung sehingga meletuslah perang sejak saat itu.

Sampai kini suku Kurdi di Irak telah beberapa kali beralih aliansi antara pemerintah di Baghdad dan di Teheran, sementara pada saat yang sama perang antar suku juga tak kunjung reda.

Suku Kurdi Pecah

Suku Kurdi dalam perjalanannya sekarang terpecah menjadi beberapa kelompok.

Pertama adalah Partai Demokratik Kurdistan (KDP), kelompok tertua yang didirikan 1946 oleh Mullah Mustafa Barzani, saat ia hidup di pengasingan di negara yang waktu itu bernama Uni Sovyet.

Kelompok ini sempat disahkan setelah terjadi kudeta th1958, dan 1970 mencapai persetujuan dengan Baghdad bagi otonomi di daerah Kurdi.
Pemerintah Baghdad bahkan memperkenankan suku Kurdi aktif dalam pemerintah, tapi semua persetujuan tersebut hancur.
Setelah Mustafa meninggal 1979, faksi itu dipimpin oleh putranya, Massoud Barzani yang juga hidup di pengasingan.

Kedua ialah Uni Patriotik Kurdistan (PUK), yang dipimpin oleh Jalal Talabani, bekas anggota KDP yang sering beradu pendapat dengan Mullah Mustafa Barzani pada 1960-an.

Talabani beraliansi dengan pasukan Irak dan memerangi KDP dalam pertikaian sampai akhir 1980-an.

Setelah Perang Teluk, PUK berbaikan dengan KDP dan dalam pemilihan umum 1992 masing-
masing meraih 50 kursi di pemerintah regional Kurdi dengan Arbil sebagai ibukota wilayah.

Des 1994 PUK merebut Arbil dan mengumumkan bahwa separoh wilayah, dan 70 persen penduduk, Kurdi Irak berada di bawah kekuasaannya.

Saat itu KDP menuduh PUK mendapat dukungan dari pemerintah di Teheran.

Ketiga adalah Kongres Nasional Irak (INC), yang didirikan 1992 dan menjadi wadah persatuan kelompok oposisi Irak, termasuk KDP, PUK, dan partai Islam lain.

Faksi tersebut dipimpin oleh Ahmad Chalabi dan berusaha menggalang dukungan Barat bagi upaya separatis Kurdi serta sering menjadi penengah dalam konflik antar faksi Kurdi.

Keempat adalah Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang telah 12 tahun berusaha memerdekakan diri dari Turki.

Ankara menyatakan gerilyawan PKK menggunakan Irak Utara sebagai pangkalan dan tempat melancarkan serangan ke dalam wilayah Turki Selatan.

Partai yang dipimpin oleh Abdullah Ocalan itu mengumumkan gencatan senjata sepihak Desember lalu, tapi pertempuran tak kunjung berakhir.

Hubungan PKK dengan KDP dan PUK tak pernah stabil.

Selain keempat faksi
Kurdi tersebut, masih ada satu kelompok lagi, yaitu Masyarakat Turkoman dengan Partai Nasional Turkoman Irak sebagai induknya.

Kelompok itu memboikot pemilihan anggota parlemen Kurdi 1992, dan menghendaki wilayah otonomi di Irak Utara diperluas.||

Sumber :: Antara

Tidak ada komentar: